Hippocrates, seorang ahli fisika Yunani kuno pada antara 460 SM – 370 SM, yang kini dikenal sebagai figur medis atau “Bapak Kedokteran” menyarankan untuk puasa agar mendapatkan nilai kesehatan yang lebih baik.
Meskipun puasa lebih dikenal sebagai praktik keagamaan, namun saat ini semakin banyak orang yang berpuasa untuk mendapatkan kesehatan yang lebih baik.
Ada berbagai pengaruh puasa bagi kesehatan manusia dan ada juga berbagai jenis puasa.

Jenis puasa

• Puasa kering atau absolut
Jenis puasa ini membatasi semua makanan untuk jangka waktu penuh (absolut), bisa dilakukan seharian bahkan seminggu penuh. Dalam puasa ini orang – orang hanya diperbolehkan minum cairan, seperti halnya yang disarankan oleh dokter dalam penanganan penyakit arthritis.
• Puasa intermiten 
Puasa jenis ini lah yang dijalankan umat Islam di seluruh dunia pada umumnya, dalam jenis puasa ini seseorang disarankan untuk membatasi cairan dan makanan untuk jangka waktu tertentu selama sehari. Puasa jenis intermiten atau singkat ini memiliki akar spiritual keagamaan, selain Islam, komunitas agama lain termasuk Hindu, Yahudi, Yunani Katolik, dan Orthodoks Timur juga menjalankan jenis puasa ini.
• Puasa parsial
Puasa jenis ini biasanya disebut juga sebagai puasa selektif, karena dalam menjalankan puasa ini seseorang hanya membatasi jenis makanan tertentu dalam jangka waktu ditentukan. Misalkan membatasi susu, makanan hewani, minyak, atau jenis makanan lainnya kecuali makanan dari diet harian Anda. Jenis puasa ini termasuk jenis praktek detoksifikasi atau monodiet.

Proses alami dalam tubuh ketika puasa

Gula atau dalam bahasa ilmiah disebut glukosa adalah pasokan energi utama bagi tubuh manusia dan juga merupakan unsur utama dalam fungsi otak.
Apabila tubuh tidak menerima asupan makanan selama 4 – 8 jam karena bepuasa, tubuh secara alami akan mulai menggunakan glukosa yang disimpan yaitu glikogen.
Proses yang mengubah glikogen menjadi glukosa disebut sebagai glikogenolisis yang juga menggunakan beberapa protein.
Energi yang didapat dari proses tersebut cukup memberikan energi selama 12 jam bagi tubuh, ditambah lagi apabila karbohidrat dasar dan kompleks dikonsumsi pada waktu sahur atau sebelum menjalankan puasa akan memberikan energi tambahan selama delapan jam pertama puasa.
Setelah 8 jam pertama puasa, protein yang dikonsumsi saat sahur atau sebelum menjalankan puasa akan memberikan energi tambahan lagi selama 12 jam.
Maka dari itu dengan cara memilih makanan yang tepat selama puasa, tidak akan menimbulkan efek kesehatan yang tidak diinginkan melainkan memberikan efek kesehatan yang lebih baik.
Setelah berpuasa selama kurang lebih 12 jam tubuh akan butuh restorasi atau istirahat yaitu tidur dimana sistem tubuh akan bekerja dan proses detoksifikasi berjalan. Ini berarti tubuh memang dirancang untuk selalu berpuasa.
Tidak ada teori kesehatan mana pun atau agama mana pun yang menyarankan untuk puasa hingga tubuh merasa sangat kelaparan dan lemah.
Hal utama yang harus diperhatikan selama berpuasa adalah air, karena pada dasarnya makanan tidak berhubungan sebanyak air ketika datang proses metabolisme tubuh manusia, terutama pada mereka yang hanya bisa makan pada waktu tertentu dalam sehari.
Ada teori yang menyebutkan bahwa seseorang harus minum lebih banyak air jika nilai BMI lebih tinggi, itu berarti jika seseorang lebih tinggi atau lebih berat maka Anda harus minum lebih banyak dari rata – rata jumlah yang dianjurkan yaitu 2 liter air sehari.
Itu disebabkan karena tubuh yang lebih besar memiliki ‘permukaan’ yang lebih besar pula, setiap kenaikan sentimeter di ‘permukaan’ tubuh berarti tubuh akan kehilangan cairan tubuh lebih dari orang yang bertubuh lebih kecil.
Walaupun hal utama yang diperhatikan dalam puasa adalah cairan tubuh, bukan berarti seseorang harus mengonsumsi banyak air sebelum menjalankan puasa, harus disesuaikan dengan nilai BMI tubuh.
Kelebihan air ketika berpuasa akan mendorong urin keluar lebih banyak pada siang hari dan cadangan air harian tubuh tidak akan diisi dengan benar sehingga menyebabkan dehidrasi pada siang hari.

Pengaruh puasa bagi kesehatan manusia

Menurut American Cancer Association and Cancer Causes Control Journal menunjukan bahwa puasa dapat mengurangi risiko intermiten kanker untuk jangka panjang. Sebuah penelitian yang sponsori oleh National institute of Aging juga mengungkapkan bahwa hasil puasa dapat memberikan perlindungan diri yang lebih baik daripada sel – sel sehat termasuk obat kemoterapi.
Selain itu menurut Mayo Clinic dan Harvard Science, puasa diketahui memiliki efek menguntungkan pada kesehatan jantung.
Hal ini disebabkan karena ketika puasa tubuh melakukan metabolisme kolesterol dan glukosa dengan cara yang lebih baik selama berpuasa, ini juga menunjukan bahwa tingkat sirtulin, sejenis enzim yang menyebabkan penyimpanan lemak dalam tubuh akan menurun dan juga akan mengurangi memproduksi koleterol jahat (LDL).
Sementara sebuah laporan yang dirilis dari Journal of Science Translational, menunjukan bahwa puasa dapat meningkatkan fungsi memori dan kejernihan pikiran.
Source : yahoo.com

Post a Comment Blogger

 
Top